Perkembangan individu terkait
aspek fisik, kognitif, dan psikososial berjalan beriringan sesuai dengan usia
perkembangan dalam kondisi normal. Perkembangan berlangsung sepanjang rentang
kehidupan manusia, dari anakanak, remaja, dewasa, sampai dengan lansia
(Hurlock, 2004). Tahap perkembangan di usia remaja merupakan kondisi yang
rentan dikarenakan remaja berada pada masa transisi dari ana-anak menuju
dewasa. Banyak permasalahan dari aspek fisik, hormonal, emosi, sosial, psikis,
dan kejiwaan yang muncul di masa remaja. Adanya perubahan dari bentuk tubuh,
kematangan emosi, peran dan tanggung jawab sosial, menuntut remaja untuk dapat
beradaptasi sehingga mampu menyelesaikan tugas-tugas pada tahapan perkembangan
ini.
Apabila remaja tidak mampu
beradaptasi, berdampak pada penyesuaian diri dan penyesuaian sosial yang dapat
menimbulkan permasalahan lebih lanjut. Berbagai permasalahan remaja
diantaranya: kebingungan identitas, konflik dengan orangtua, persaingan antar
kelompok, kenakalan remaja, dan lain sebagainya. Dibutuhkan dukungan keluarga,
orangtua dan lingkungan masyarakat sekitar pada remaja dalam proses
perkembangan di usia remaja. Sebagai pendampingan bagi remaja pada masa
peralihan dengan segala kebutuhan yang harus dipenuhi dan berbagai permasalahan
yang harus dihadapi. Jika tidak, remaja dapat mengalami tekanan-tekana pskis
berakibat stres.
Salah satu upaya mengurangi dan
menanggulangi stres melaui art therapy. Art therapy adalah seni terapi yang
mendefinisikan seni sebagai alat yang ampuh dalam berkomunikasi. Sekarang
diakui secara luas bahwa ekspresi seni adalah cara untuk mengkomunikasikan
pikiran dan perasaan yang terlalu menyakitkan secara visual untuk dimasukkan
dalam kata-kata. Art Therapy juga dapat untuk membantu semua orang dalam
berbagai usia untuk mengeksplorasikan emosi dan kepercayaan, mengurangi stres,
menyelesaikan masalah dan konflik, dan meningkatkan rasa bahagia (Malchiodi,
2003). Art therapy digunakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan
individu, melalui menggambar, melukis, ataupun mewarnai objek yang diminati
sesuai dengan perasaan atau suasana hati (Buchalter, 2004)
Art therapy secara umum diakui
sebagai seni terapi untuk mendeskripsikan aplikasi terapeutik yang memiliki
nilai terletak pada pikiran serta jari-jari klien, melepaskan ketidaksadaran
melalui ekspresi seni spontan (Edwards, 2004). Penelitian mengenai terapi seni
telah banak dilakukan dan Ini dapat menghasilkan pengetahuan baru tentang
disiplin, teori dan praktik art therapy, sebagai salah satu terapi ang efektif
dan inovatif untuk klien dari segala usia. Salah satu prinsip art therapy
yakni, bahwa saat mengerjakan seni dapat melemahkan pikiran sadar dan
mengungkapkan dinamika psikologis yang sebelumnya tidak disadari, dengan tetap
menjaga privasy klien (Gilory, 2006) Rubin (2005) menjelaskan bahwa di dalam
pelaksanaan art therapy tidak membutuhkan standar yang kaku, tetapi lebih
menitikberatkan pada cara menggunakan seni yang dapat diterima secara
universal. Banyak sekali metode yang berbeda telah diusulkan, dan bebas untuk
mengadopsi dengan tetap mempertimbangkan kondisi klien dalam menggunakan seni
itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan dari berbagai literatur, artikel ini bertujuan merangkum berbagai
penelitian sebelumnya untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pendalaman dan
pengembangan teori mengenai implementasi art therapy untuk meningkatkan coping
stress terkait permasalahan perkembangan di usia remaja