Perkembangan Musik Klasik

Musik klasik adalah jenis musik diatonis di antara banyak genre. Istilah musik berakar pada tradisi seni Barat, musik Kristen, dan musik orkestra, fase kelahirannya kira-kira pada abad ke-8 hingga abad ke-21. Musik ini sering dikaitkan dengan klasisisme, seni Eropa, sastra dan arsitektur, terutama pada abad ke-18. 

Kata “klasik” berarti sesuatu yang berkelas tinggi, sehingga kualitasnya tidak sembarangan. Genre musik ini awalnya berkembang pada tahun 1795, terutama di benua Eropa yang sangat populer di kalangan bangsawan dan tokoh masyarakat. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa musik ini diciptakan dan ditujukan untuk kaum bangsawan yaitu borjuasi tinggi. Namun seiring perkembangannya, terutama pada abad ke-19, musik tersebut berubah seiring dengan munculnya genre musik lain yang lebih sederhana dan eklektik untuk masyarakat luas. Karena itu, musik itu ditinggalkan karena dianggap terlalu rumit untuk dicerna.

Pada awal abad ke-2 SM genre musik tertentu ada di Babel dan Mesir. Di bawah pengaruh kedua negara ini, musik Ibrani muncul, yang selanjutnya berkembang menjadi musik gereja.

Sejak saat itu, musik gereja berganti nama menjadi musik klasik. Musik klasik terus berkembang dan dikenal banyak orang, terutama masyarakat Eropa. Musik ini sangat populer dan sering dimainkan oleh orang Eropa. Seiring waktu, pada abad ke-16, musik klasik terbagi menjadi dua jenis, musik non-Barat dan musik populer. Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada penandaannya. Namun, jenisnya terus bertambah seiring musik ini berlanjut ke seluruh dunia. 

Dalam musik klasik memiliki ritme dan nada yang teratur, tidak ada nada yang salah. Bahkan para ahli musik menyatakan bahwa genre musik ini juga dapat dijadikan sebagai alat pengajaran dan juga sebagai alat untuk mengasah kecerdasan karena memiliki 3 unsur keseimbangan yaitu melodi, ritme dan timbre. 

 


 

Time

Follow us on Twitter

Stats

Gallery