Tidak sedikit orang yang suka belajar sambil mendengarkan musik, nonton televisi atau mendengarkan radio. Tapi tidak sedikit pula orang yang melakukan kegiatan tersebut sekaligus. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa musik adalah salah satu sarana yang tepat saat belajar karena mampu merubah suasana belajar menjadi tidak membosankan, sedangkan sebagian orang lainnya berpendapat bahwa musik bukanlah sarana yang tepat karena dapat mengganggu konsentrasi belajar sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal.
Dr. Emma Grey seorang psikolog
klinis berpendapat bahwa selain digunakan untuk hiburan, mendengarkan musik
juga mampu meningkatkan efektivitas belajar anak saat mendengarkannya sambil
belajar. Membaca buku sambil mendengarkan musik merupakan salah satu
kegiatan multitasking.
Dengan melakukan dua kegiatan yang
berbeda secara bersamaan, melatih otak untuk berkonsentrasi terhadap hal-hal
yang memiliki fokus yang berbeda. Dr. Emma telah melakukan penelitian terhadap
pelajar-pelajar yang mendengarkan musik sambil belajar bersama dengan Spotify,
sebuah perusahaan layanan musik digital.
Jim Taylor juga berpendapat bahwa
mendengarkan musik instrumental menggunakan bagian otak yang berbeda dengan
bagian otak yang digunakan saat membaca buku. Jadi, kegiatan membaca buku saat
belajar sambil mendengarkan musik tidak akan menganggu konsentrasi saat proses
belajar dan mendengarkan musik dilakukan secara bersamaan. Namun sesuaikan dan
pilih jenis musik yang didengarkan, seperti musik instrumental. Sehingga
pemahaman terhadap materi bacaan tidak terganggu dengan kegiatan mendengarkan
musik.
Seorang anak yang mempunyai
kemampuan untuk memproses informasi faktual dan menyelesaikan suatu masalah
berarti cenderung menggunakan otak bagian kiri. Musik yang cocok untuk anak
tersebut adalah musik lembut dengan irama 50-80 ketukan per menit. Musik
tersebut akan membantu si anak untuk menenangkan otaknya sehingga si anak dapat
berpikir lebih logis.
Seorang anak yang mempunyai
kemampuan untuk memproses pemikiran original dan kreatif berarti cenderung
menggunakan otak bagian kanan. Musik yang cocok untuk anak tersebut adalah
musik lembut dengan irama 60-70 ketukan per menit. Musik tersebut akan membantu
si anak agar dapat belajar lebih lama dan menyerap lebih banyak informasi.
Selain menimbulkan dampak positif,
mendengarkan musik sambil belajar juga memberikan dampak negatif. Hal tersebut
dibuktikan dengan penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa kebiasaan pelajar
yang suka mendengarkan musik ketika belajar membawa dampak yang kurang baik
bahkan buruk bagi otak.
Mengapa belajar sambil mendengarkan
musik tidak baik bagi otak? Salah satu alasannya adalah karena latar belakang
musik dapat mempengaruhi kemampuan otak dalam melakukan tugas-tugas yang
berkaitan dengan memori. Musik akan mempengaruhi konsentrasi, sehingga saat
kita belajar sambil mendengarkan musik maka otak kita akan bekerja double
dan konsentrasi pun akan terpecah.
Rendahnya daya ingat saat
mendengarkan musik dan mengalami data acak karena adanya variasi di lingkungan
akustik dapat merusak kemampuan untuk mengingat dan berkonsentrasi pada satu
masalah. Jadi saat otak bekerja secara double, hasil dari pengingatan
urutan data dan pengulangan pun menjadi tidak teratur.
Namun sebuah riset yang dilakukan
oleh Universitas Wales mengenai pengaruh musik dalam kegiatan belajar
menunjukkan bahwa dampak buruk mendengarkan musik saat belajar terjadi ketika
mendengarkan musik berlirik. Hal tersebut terjadi karena mendengarkan musik
yang berlirik menyebabkan pemahaman saat belajar terhadap materi bacaan akan
terganggu dengan kegiatan mendengarkan dan menginterpretasikan lirik lagu.
Dengan demikian, kita masih dapat
menikmati musik saat sedang belajar tapi pilihlah musik instrumental dan jangan
memilih musik yang berlirik.
Sumber:
https://www.kompasiana.com/hamimatul/5a9bae02ab12ae59a8569d55/salahkah-jika-mendengarkan-musik-saat-belajar?page=all#sectionall