Mengenal Lebih Jauh Lagi Tentang Alat Musik Talempong!

 

Mengenal Alat musik Talempong

 


Keberadaan talempong di bumi Minangkabau tercatat sejak abad ke-14.  konon talempong berasal dari Pariangan yang disebut-sebut sebagai asal mula nenek moyang orang Minangkabau. Sementara versi lainnya menyatakan, talempong berasal dari India Belakang, dibawa oleh keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain. menurut Margareth J Kartomi (1998), diperkirakan talempong sudah ada sejak masa kedatangan Islam di Sumatera pada akhir abad ke-13.

 

Talempong berbentuk bulat dan pada bagian sisi atas serta bawahnya memiliki ukuran diameter berbeda. Ukuran standar alat musik ini ialah tingginya sekitar 8,5 hingga 9,4 sentimeter. Diameternya antara 17 hingga 18 sentimeter. Tinggi dindingnya berkisar 5 hingga 6 sentimeter. Diameter sisi bawah talempong sekitar 16,5 hingga 17 sentimeter. Untuk ukuran diameter pencu antara 2 hingga 2,5 sentimeter. Talempong digunakan untuk berbagai acara adat, budaya seperti tarian, hingga pernikahan untuk menyambut kedua mempelai masuk saat akan ‘Baralek’ (resepsi).

Talempong merupakan alat musik tradisional berbentuk gong kecil berpencu (bagian atasnya menonjol), yang terbuat dari campuran logam, perunggu, kuningan, timah dan tembaga. Bentuk talempong hampir sama dengan bonang pada alat musik tradisional gamelan Jawa.

Talempong sebagai alat musik Sumatera Barat termasuk ke dalam klasifikasi alat musik pukul atau tabuh. Orang-orang Sumatera Barat memaikan instrumen talempong dengan dua cara. Cara pertama, talempong diletakkan pada rea (wadah atau tempat meletakkan talempong) atau dikenal dengan sebutan talempong duduak atu rea. Cara kedua talempong dimainkan sambil dijinjing dengan jari atau dikenal dengan sebutan talempong pacik.

Musik jenis ini lebih difungsikan sebagai musik arakan ketika adanya kegiatan keramaian masyarakat. Sedangkan talempong duduakadalah istilah berazaskan teknik memainkannya dalam posisi duduk, dengan alat musik talempong tersusun pada suatu rangka kayu dengan tali yang merentas sepanjang rangka itu. Bisaanya kedua genre ini menggunakan peralatan pendukung talempong yang sederhana, seperti gendang, pupuik, dan ada juga gong untuk talempong duduak.Permainan musik talempong ini lebih bersifat instrumentalia saja, tidak ada yang mengiringi dendang. Nada-nada yang digunakan non diatonis dalam bentuk pentatonic.

Menghadapi era globalisasi yang memberikan keleluasaan berbagai produk musik untuk saling mempengaruhi budaya musik yang berkembang di daerah-daerah, mengakibatkan musiktalempong tradisional semakin mendapat perlawanan ketat untuk mendapat kesempatan dalam pertunjukan. Musik talempong tradisional semakin terdesak dengan masuk dan berkembangnya musik modern seperti organ tunggal, musik band dan sebagainya.Namun, kekurangan dari alat musik talempong duduak adalah memerlukan rangka kayu sebagai meja, sehingga sulit untuk dibawa dan disimpan di tempat yang sempit. Selain bentuk fisik dari alat musik ini yang besar, dari segi harga alat musik ini mempunyai harga yang cukup mahal, sehingga tidak semua orang biasa membeli dan menggunakan alat music ini.


 

Time

Follow us on Twitter

Stats

Gallery