Theater : boost creativity
Istilah teater barangkali bukanlah istilah
asing baik dalam dunia seni maupun dalam dunia pendidikan. Dalam dunia seni,
teater dikenal sebagai sebuah pementasan fenomena hidup dan kehidupan manusia
di atas panggung guna memberikan pencerahan batin bagi sejumlah penonton.
Teater juga dikenal dengan istilah media untuk membebaskan ekspresi di atas
pentas. Lebih jauh, teater juga dikenal sebagai seni kolektif yaitu seni yang
memadukan berbagai ragam seni lain: seni suara, seni musik, seni tari, seni
dekorasi, seni tata busana, seni tata cahaya dan berbagai jenis seni lain yang
relevan.
Dalam teater, pemain bebas berekspresi
menjadi siapa pun dan menjadi “seperti apa” pun. Sebagai bentuk kreativitas,
teater harus didukung (pasti didukung) individuindividu yang kreatif dan semua
orang yang akan berperan itu mau tidak mau harus membentuk dan membangun
kreatifitas dari situ.
Tahap awal proses teater adalah proses
penciptaan gagasan yang dilakukan oleh individu yang terlibat di dalamnya.
Dalam teater setiap individu diberikan kebebasan untuk mengemukakan gagasan
berkenaan dengan pementasan yang akan dilakukannya baik dalam penentuan tema,
lakon, dan berbagai rencana lain. Hal ini menunjukkan bahwa teater bukan hanya
membutuhkan kemampuan berakting tetapi lebih jauh kemampuan berpikir kritis dan
cerdas.
Selain membina kemampuan berpikir, teater
sebagai bentuk wadah kreativitas juga membentuk individu yang terbuka artinya
individu yang mau menerima terhadap perubahan, kritik, dan arahan dari berbagai
pihak. Individu dalam teater adalah individu yang luwes dan mampu masuk dimensi
manapun. Hal ini terbukti bahwa 3 wadah teater bukan hanya terdapat dalam
lingkungan seni tetapi juga dalam lingkungan pendidikan. Hal lain yang penting
bahwa teater adalah tempat bagi individu yang mau mengekspresikan dirinya,
membina kemampuan apresiasi, menggeluti kegiatan kreatif sehingga individu ini
memiliki rasa percaya diri dan mandiri.