TIDAYU : TARIAN PEMERSATU SUKU KALIMANTAN BARAT.
Tionghoa, Dayak, Melayu adalah suku terbesar yang ada di Kalimantan
Barat, yang terbagi di berbagai tempat yang ada di Kalbar. Pada umumnya wilayah
suku Melayu terletak di Kabupaten Sambas, Mempawah, Ketapang, Kayong Utara,
Rubu raya dan Kota Pontianak.
Untuk suku Tionghoa, kebanyakan penduduknya bertempat di Singkawang dan
Kota Pontianak. Sedangkan untuk Suku Dayak bertempat di Bengkayang, Landak,
Sanggau, Sintang, Sanggau dan Kapuas Hulu.
Bukan hanya 3 suku utama tersebut yang mendiami Kalbar, masih ada suku
lainnya seperti Madura, Bugis, dan Jawa.
Kalimantan Barat memiliki sejuta keunikan yang tidak kita ketahui salah
satunya adalah Tidayu. Tidayu singkatan dari 3 suku utama yang ada di Kalbar
yaitu Tionghua, Dayak, Melayu yang dibentuk menjadi suatu tarian khas Kalbar.
Tarian ini melambangkan persatuan suku yang ada di Kalbar yang saling
hidup berdampingan. Makna dari tarian ini agar masyarakat tetap bersatu meski
memiliki latar belakang suku budaya yang berbeda akan tetapi tetap rukun.
Tarian ini ditampilkan ketika menyambut tamu yang datang ke tanah Borneo sekaligus memperkenalkan tarian ini kepada masyarakat luar. Budaya dari tarian ini juga menunjukkan refleksi dari keharmonisan dan keserasian di Kalimantan Barat.
Gerakan tarian yang dipertontonkan memberikan kesan tersendiri bagi yang
menyaksikannya seperti nuansa yang sejuk. Dengan lantunan musik tradisional
para gadis berpakaian baju adat yang penuh dengan hiasan aksesoris menggerakkan
tangan dan kaki mereka dengan gemulai sambil bergandengan tangan yang memiliki
arti saling menghormati dan saling membantu.
Pakaian yang dikenakan juga memiliki daya tarik tersendiri seperti suku
Dayak dengan pakaian tradisionalnya yang unik, suku Melayu dengan pakaian
tradisonal yang memiliki warna yang mencolok, serta suku Tionghoa dengan
pakaian cheongsam yang berwarna merah dan aksesoris lampion dan kipas.
Nilai dari tarian ini juga memiliki kesan tersendiri, berbeda dengan
tarian yang dilakukan per etnis, bukan berarti itu salah tapi ini menunjukkan
sesuatu yang berbeda yang tentunya dapat dilakukan suku lain.
Selain mempererat tali silahturahmi satu suku dengan suku lainnya, hal
ini juga mengurangi rasa prasangka antar suku yang tentunya dapat memicu konflik.
Mengingat hal ini bisa saja terjadi.
Bukan hanya itu, tarian multi etnis seperti tidayu ini juga dapat
menjadi wisata yang bisa menarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke
Pontianak. Dengan menampilkannya di setiap event dan
kesempatan yang ada.
Seperti halnya acara kenegaraan, agama atau acara adat tarian ini dapat
diperkenalkan. Banyak seniman yang di Pontianak juga menggunakan tidayu sebagai
sarana untuk berkarya.
Ada yang membuat batik khas tidayu dengan corak khasnya masing-masing,
Tionghoa dengan corak liong atau naga serta kipas. Di samping itu Dayak juga
tidak ketinggalan dengan motif daun pakis dan tameng serta melayu dengan Melayu
dengan motif bunga pucuk rebung dan motif ukiran kayu.
Saat ini ada enam corak batik tidayu yang masing-masing memiliki ciri
khas tersendiri seperti lembayung, beuntai, lampion, rimba, harmoni dan bangau.
Aksesoris dengan motif khas tidayu juga tak ketinggalan seperti
tas,bandana,atau ikat kepala.
Berbagai kreasi dilakukan untuk menarik para pembeli serta permintaan
dari konsumen yang bervariasi yang kebanyakan berasal dari luar Pontianak.
Tarian ataupun hasil karya di hasilkan oleh seniman pada dasarnya untuk
melestarikan budaya di tengah zaman yang semakin berkembang selain itu
menaikkan standar ekonomi daerah yang menjadi nilai jual tersendiri.
Sumber : good news from indonesia