FESTIVAL TARI NUSANTARA DIPONOGORO 2016





Melestarikan bahkan mengenali budaya sendiri sudah merupakan hal yang sulit pada era sekarang ini. Berlatar belakang pendidikan kedokteran merupakan faktor penyulit untuk melakukan hal tersebut, disamping materi kuliah yang begitu banyak bahkan sampai di cap masyarakat luas sebagai kutu buku, penyendiri dan sebagainya, juga aktivitas lain di kampus dengan beragam organisasi. Tetapi Divisi Tari Rumah Seni BEM KM FK UNAND berhasil membalikkan fakta tersebut. Memiliki niat yang tulus, kerja keras dan prinsip "hobi menari" serta basic dan bakat yang dimiliki para penari berhasil menghasilkan suatu karya tari yang diberi nama "Dantiang Nan Tarang". Berkat rahmat Allah SWT dan dukungan pihak-pihak lain yang tidak bisa di sebutkan satu persatu karya ini berhasil di bawakan ke panggung nasional dalam acara Festival Tari Nusantara Diponegoro (FTND) oleh Universitas Diponegoro (UNDIP).
Selesai jadwal kuliah, sorenya para penari langsung latihan bahkan bisa sampai jam 11 malam. Semuanya diuji disini, baik kekuatan fisik,mental, dan tentunya kesabaran. Akhirnya tanggal 29 November 2016, tiga pasang calon dokter yang hobi menari ini, diantaranya :
1. Efra Sandi Saputra Lubis
2. Hisbullah Arib Efendi
3. Ricel Saoky
4. Ririn Lausarina
5. Selvi Indriani Nasution
6.Yeni Novi Yanti
diiringi 2 orang official yaitu Muhammad Fadhil selaku Direktur Eksekutif Rumah Seni dan Panji Andhika selaku Founding Father Rumah Seni menginjakkan kaki di Semarang. Disambut hangat oleh panitia kami di antar ke hotel untuk beristirahat. Baru sejenak melepas penat, kami lagi-lagi harus bangkit dan terlambat tidur untuk GR. Keheningan subuh sirna seketika karena kami bersiapw untuk salah satu hari yang kami tunggu-tunggu. 30 November 2016 tibalah saatnya kami harus mempertontonkan "Dantiang Nan Tarang" di panggung yang belum pernah kami coba sebelumnya. Dibumbui gerakan silat, 6 piring berisi lilin dibawa masing-masing penari perempuan, dan tidak lupa adegan injak kaca menghibur sekaligus membuat khawatir semua yang hadir saat itu. Ekspresi datar para juri sempat membuat para penari pesimis, tetapi berkat usaha dan doa selama ini, Juara 1 bersama piala dekan berhasil dibawa pulang ke Universitas Andalas, semuanya di serahkan pada Gala Dinner. Kemenangan yang kami dapatkan mengharuskan kami tampil kembali pada malam puncak LUSTRUM FK UNDIP 1 Oktober 2019, sekaligus penyerahan piala dekan.Suatu kehormatan buat kami bisa tampil di acara yang sangat luar biasa itu. Dan suatu kebanggan bagi kami menyalurkan hobi sambil melestarikan budaya, menuai prestasi dan membanggakan almamater.





 

Time

Follow us on Twitter

Stats

Gallery